Ada lalat unik yang baru-baru ini berhasil dikoleksi para ilmuwan yakni spesies lalat yang tak bisa terbang. Bukan spesies baru memang. Namun, lalat tersebut tergolong sangat langka. Para ilmuwan baru bisa mengambil sampelnya tiga kali, tahun 1933, 1948, dan 2010.
Lalat ini ditemukan di celah bebatuan di wilayah Bukit Ukazi (Ukazi Hill), sepanjang jalan Thika Garissa, Kenya. Penemuan tahun ini dilakukan oleh Robert Copeland dari International Centre of Insect Physiology and Ecology dan Ashley Kirk-Spriggs dari South Africa's National.
Nama spesies lalat itu adalah Mormotomyia hirsuta, berarti lalat berambut yang mengerikan. Tubuh lalat ini ditutupi oleh rambut-rambut berwarna kuning. Sayapnya tampak seperti tali dan tak bisa berfungsi untuk terbang. Sementara, matanya memiliki warna merah.
"Karena Mormotomyia hirsuta tak bisa terbang, ada kemungkinan bahwa lalat itu terisolasi di habitatnya. Jika hal itu benar, akan sangat bagus jika wilayah Ukazi Hill, tempat lalat ini dittemukan, dideklarasikan sebagai cagar alam untuk upaya konservasi," kata Copeland.
Seperti manusia, lalat jantan jenis ini memiliki rambut lebih banyak dari betinanya. "Betina dari lalat jenis ini memiliki rambut yang lebih sedikit dan pendek. Sementara, jantannya memiliki rambut yang lebih lebat, menutupi tubuhnya," jelas Copeland.
Mengapa berambut? Copeland menjelaskan beberapa kemungkinan. Salah satunya dalah kemungkinan rambut dipakai sebagai daya tarik terhadap lawan jenis. Kemungkinan yang lain, rambut itu bisa berfungsi layaknya penyengat, walau tak banyak juga lalat yang memilikinya. Copeland mengatakan, alasan adanya rambut inilah yang masih harus diteliti.
KOMPAS.COM
No comments:
Post a Comment